Tuesday, March 22, 2011

aku dan dilema (my mini novel)

Hemmm.. entah darimana kisah ini dimulai tapi yang pasti perasaan itu tiba-tiba terlintas lagi dan menghantui. Yahh, sisa perasaanku terhadapnya, yang dulu pernah ada dalam hidupku. Saat itu kami begitu saling mencintai hemmm meski akupun ga tau pasti sebesar apa rasa cintanya padaku saat itu. Sungguh pertemuan dengannya kali ini diluar dugaan dan jauh dari anganku. Semua terjadi begitu saja dan mungkin bisa di bilang accidentally. Akupun kembali teringat peristiwa di masa lalu itu antara aku dan dirinya yang sampai detik ini sulit untuk dilupakan. Dan sepertinya, sesalpun sudah tawar huff.

Seketika suara mungil dengan lembut memanggilku dan berkata “ ibu, aku ingin susu..”
Astagfirullah, I shouldn’t do this because I have my own life now with five children I have, kataku dalam hati.

Akupun beranjak dari kursi malasku dan berjalan menuju dapur membuatkan susu untuk anakku… damn! Terlintas lagi dirinya dipikiranku saat mengaduk susu anakku, dirinya yang bukan suamiku tapi seseorang yang pernah berarti di masa laluku..
Dan akupun menghela nafas panjang, hemmmm sembari berkata dalam hatiku ” Ya Allah, apa maksud dari semua ini? Akankah ini pertanda atau hanya kebetulan saja? Dan apa yang harus aku lakukan dengan perasaan ini? “
Aku kembali termenung dengan setumpuk pertanyaan yang memenuhi kepalaku. Kemudian aku kembali terhentak saat Handphoneku berdering dengan kerasnya…. Wah, rupanya anak sulungku men-set ringtone-nya pada volume 5 wew, cukup membuatku kaget dan terhentak. Dan lebih membuatku shock saat ku lihat who’s calling… ternyata unregistered number, pikiran konyol pun muncul dalam benakku. I’m sure, it’s him. Dan dengan perlahan dan agak sedikit gugup plus bingung I answer the call and yesss, aku tau suara ini, it’s him. Kami memang tidak banyak berbicara saat itu, namun sesaat seperti ada spotlight dalam hatiku seperti embun kok rasanya dingin, damai dan entahlah, begitu sulit ku ungkapkan.

Aku dan diapun seperti terkenang masa lalu, yang sesaat membuatku lupa bahwa aku sudah berkeluarga begitupun juga dia. Tiba – tiba aku menjadi sangat terharu dan kesal terhadap kejadian waktu itu…

Suatu hari di saat itu, akupun merasa sangat gugup dan sedikit ketakutan, sedikit was was dan perasaan lainnya yang bercampur aduk bukan karena hantu atau lainnya tapi karena aku memutuskan untuk mengatakan padanya kalo aku ingin dia menikahiku. Believe me, it’s not that easy… entah apa dipikaranku saat itu, aku hanya berpikir kami sudah lama menjalani ini, dan sepertinya pantas saja kalo aku meminta ke hubungan yang lebih. Sehingga ku beranikan diriku mengatakan padanya untuk menikahiku. Wajahku yang sumringah sekejap berubah menjadi pucat dan dengan senyum yang sedikit dipaksakan ketika mendengar jawabannya “maaf, aku ga bisa!”
Malu, kesal, ga percaya, dan entah rasa apa lagi yang ku punya untuknya saat itu… aku seorang perempuan memintanya menikahiku dan dia berkata seperti itu, gerutuku dalam hati. Dalam benakku, jika dia mencintaiku kenapa dia tidak ingin menikahiku??

Sejak saat itu, aku …… (bersambung ya hehehehe..)
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]

No comments:

Post a Comment